LAPORAN PERCOBAAN PENGUKURAN TUMBUHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
fisika-biologi yang dibina oleh Dra. Sri Wahyuni.M.Kes.
Disusun oleh:
1.
Billy
dwi wahyuni
(201310070311082)
2.
Mohammad
risky fansyah
(201310070311083)
3.
Mohammad
farid muarrof (201310070311084)
4.
Ajizatunnisa
(201310070311085)
5.
Hazar
rif’ah arosiah
(20131007031186)
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
September 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara umum pertumbuhan meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel) ,
pertambahan ukuran (pembentangan sel) dan diferensiasi, tapi bagi peminat
argonomi pertumbuhan dapat berarti pertambahan berat kering. Berat kering
merupakan tolok ukur yang penting karena mempunyai arti ekonomis. Berat basah
biasanya tidak dijadikan tolok ukur kecuali untuk tanaman hortikultura, karena
nilainya tidak tetap tergantung pada status air tanaman. Selain pertambahan
berat kering, pertambahan tinggi, volume, dan luas daun dapat juga dijadikan
tolok ukur pertumbuhan.
Untuk materi pratikum ini, akan membahas tentang pengukuran luas daun
tanaman,dimana dalam kelompok kami luas daun tersebut dapat diamati dengan
menggunakan metode kertas millimeter.
B.
Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui
cara mengukur luas daun tanaman dengan menggunakan metode kertas milimeter.
C. Manfaat
Agar Mahasiswa mampu memahami cara mengukur luas daun tanaman dengan
menggunakan metode kertas milimeter.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Daun
Daun merupakan organ fotosintetik utama dalam tubuh tanaman, di mana
terjadi proses perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dan
mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering. Pertumbuhan dan perkembangan daun
menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran
luas daun dan berat daun pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama
pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif berfotosintetsis.
Beberapa metode pengukuran luas daun yang sering digunakan untuk
mengukur luas daun suatu tanaman antara lain :
a) Metode
Kertas Milimeter : Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif
pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun
digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan
meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun
ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode
ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun
relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel
banyak.
b) Metode
Gravimetri : Metode ini pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan
berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun
yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika
(tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan
luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan
berat replika daun dengan berat total kertas.
c) Planimeter :
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu
luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat
ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu
rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena
membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan
planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum jam merupakan
faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi
masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak
dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat
pengukuran telah dibuat rata dan halus.
d) Metode
Panjang Kali Lebar : Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur,
luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
e) Metode
Fotografi : Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun
tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih)
dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang
telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat
kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan
diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian
berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan
acuan tersebut
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun
waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini
diadakan pada:
Hari/tanggal : Minggu, 06 Oktober 2013
Waktu : Pukul 10.00 s.d 11.30 WIB
Hari/tanggal : Minggu, 06 Oktober 2013
Waktu : Pukul 10.00 s.d 11.30 WIB
Tempat :
Hotspot area
Universitas Muhammadiyah Malang.
B.
Alat dan Bahan
Alat :
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1. Alat tulis
menulis
2.
Penggaris
Bahan :
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1.
Daun tanaman singkong
2.
Kertas milimeter block
C. Prosedur Pratikum
1.
Siapkan Menyiapkan daun tanaman yang akan diukur luas daunnya.
2.
Pisahkan Memisahkan daun dari akar dan batangnya.
3.
Daun dijiplak menjiplak daun pada kertas milimeter block.
4.
Menghitung banyak kotak.
a. Jika kotak penuh atau lebih dari
satu maka hitung satu.
b. jika kotak kurang dari setengah
maka tidak dihitung.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dalam praktikum Pengukuran Luas Daun
Metode Kertas Milimeter Block menggunakan daun, setelah melalui tahap pembuatan pola pada kertas
milimeter block dan pengukuran diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
Luas Daun yang di Ukur Menggunakan Kertas mm (millimeter)
Anak ke-
|
Luas daun kangkung
P1 (cm)
|
Luas daun kangkung
P2 (cm)
|
Luas daun kangkung
P3 (cm)
|
1
|
22
|
27
|
19
|
2
|
22
|
28
|
17
|
3
|
22
|
29
|
18
|
4
|
21
|
25
|
17 |
5
|
23
|
25
|
18
|
Rata-rata luas daun kangkung dan standar deviasi
Anak ke-
|
Prata-rata (cm)
|
P2(cm)
|
SD (cm)
|
1
|
22,67
|
513,93
|
4,04
|
2
|
22,33
|
498,63
|
5,50
|
3
|
23
|
529
|
5,56
|
4
|
21
|
441
|
4
|
5
|
22
|
484
|
3,61
|
Jadi luas daun kangkung yang
diukur oleh anak ke-1 = 22,67 ± 4,04
Jadi luas daun kangkung yang
diukur oleh anak ke-2 = 22,33 ± 5,50
Jadi luas daun kangkung yang
diukur oleh anak ke-3 = 23 ± 5,56
Jadi luas daun kangkung yang
diukur oleh anak ke-4 = 21 ± 4
Jadi luas daun kangkung yang
diukur oleh anak ke-5 = 22 ± 3,61
Rumus:
P
rata-rata =
|
SD =
|
Keterangan: P rata-rata = rata-rata
dari ketiga data
SD =
standar deviasi
P1
= data pertama
P2 =
data kedua
P3
= data ketiga
∑ (Pi –
P)2 = jumlah dari (Pn-P)2
n =
banyak data
1.
·
Prata-rata =
=
=
= 22,67
·
Prata-rata2 = 22,672
= 513,93
·
(P1 - P) = 22 – 22,67 = 0,67
·
(P2 - P) = 27 – 22,67 = 4,33
·
(P3 - P) = 19 – 22,67 = -3,67
·
(P1 - P)2 = o,672
= 0,45
·
(P2 - P)2 = 4,332
= 18,75
·
(P3 - P)2 = -3,672
= 13,47
·
SD =
=
=
= 4,04
2.
·
Prata-rata =
=
=
= 22,33
·
Prata-rata2
= 22,332 = 498,63
·
(P1 - P) = 22 – 22,33 = 0,33
·
(P2 - P) = 28 – 22,33 = 5,67
·
(P3 - P) = 17 – 22,33 = -5,33
·
(P1 - P)2 = 0,332
= 0,11
·
(P2 - P)2 = 5,672
= 32,15
·
(P3 - P)2 = -5,332
= 28,41
·
SD =
=
=
= 5,50
3.
·
Prata-rata =
=
=
= 23
·
Prata-rata2
= 232 = 529
·
(P1 - P) = 22 – 23 = -1
·
(P2 - P) = 29 – 23 = 6
·
(P3 - P) = 18 – 23 = -5
·
(P1 - P)2 = -12 =
1
·
(P2 - P)2 = 62 =
36
·
(P3 - P)2 = -52 = 25
·
SD =
=
=
= 5,56
4.
·
Prata-rata =
=
=
= 21
·
Prata-rata2
= 212 = 441
·
(P1 - P) = 21 – 21 = 0
·
(P2 - P) = 25 – 21 = 4
·
(P3 - P) = 17 – 21 = -4
·
(P1 - P)2 = 02 =
0
·
(P2 - P)2 = 42 =
16
·
(P3 - P)2 = -42 = 16
·
SD =
=
=
= 4
5.
·
Prata-rata =
=
=
= 22
·
Prata-rata2
= 222 = 484
·
(P1 - P) = 23 – 22 = 1
·
(P2 - P) = 25 – 22 = 3
·
(P3 - P) = 18 – 22 = -4
·
(P1 - P)2 = 12 =
1
·
(P2 - P)2 = 32 =
9
·
(P3 - P)2 = -42 = 16
·
SD =
=
=
= 3,61
B. Pembahasan
Metode ini menggunakan
kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini
dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana
dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat
dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola
daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam
pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk
mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis
diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada pengukuran Luas Daun dengan menggunakan Metode kertas millimeter dapat disimpulkan:
1. Metode menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur
luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk
daun relatif sederhana dan teratur. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu
yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini
tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
B. Saran
Saran yang
dapat saya diajukan pada praktikum ini yaitu pada saat menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada kertas
milimeter block untuk menghasilkan replika (tiruan) daun, maka dalam tahap
selanjutnya yaitu perhitungan luas pada kertas milimeter harus dilakukan dengan
teliti agar mendapatkan hasil lebih akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar